Sukhoi Super Jet 100 melalukan dua sesi alias sorti
penerbangan gembira, pada Rabu (9/5). Penerbangan kedua tidak pernah menjadi
penerbangan seindah penerbangan sesi pertama, yang dinyatakan lancar-lancar
saja.
Seorang pengikut joy flight sesi
perdana Sukhoi Superjet 100 itu pada pukul 11.15 WIB, Rabu (9/5), dan hadir
dalam rapat tersebut, Bambang Nalaraya, mengungkapkan bahwa pengalaman joy
flight pertama berjalan mulus. Dia didengarkan pendapatnya di depan Komisi
V DPR, demikian juga Kementerian Perhubungan dan KNKT.
Komisi V DPR meminta KNKT bisa menuntaskan penyelidikan
penyebab kecelakaan itu dalam waktu lima bulan saja. KNKT tidak menyanggupi hal
itu karena aturan ICAO dimana Indonesia menjadi negara anggota tidak
memungkinkan hal itu terwujud.
"Take off mulus dan normal, pesawat juga
dapat bermanuver tajam dan naik cepat; saya terkejut dengan hal itu," kata
Naralaya, yang juga karyawan Sky Aviation itu. Dia terkejut atas
manuver-manuver Sukhoi Super Jet 100 tempo hari itu.
Menurut dia, suara mesin pesawat sangat halus dan
hampir tidak terdengar dan pendaratan pesawat pun dilakukan dengan normal
dengan run way yang lebih pendek dari pesawat biasa.
Pendapatnya diperlukan untuk membandingkan antara
kedua sesi penerbangan yang berujung sangat berbeda itu.
Joy flight kedua berlangsung mulai pukul 14.10
WIB dan pada pukul 14.21 WIB melakukan take off.
Pada pukul 14.24 WIB pesawat yang dipiloti Aleksandr
Yablontsev itu kontak pertama dengan Air Traffic Control (ATC)
Bandara Soekarno-Hatta pada radial 200 dari Bandara Halim Perdanakusuma, alias
menuju ke arah barat daya-selatan dari sana.
Selanjutnya pada pukul 14.26 WIB pesawat minta izin
turun 6.000 kaki dari ketinggian 10.000 kaki dan pada pukul 14.28 WIB pesawat
minta memutar 360 derajat (orbit right) di atas training area Atang
Sanjaya.
Mulai pukul 14.52 WIB ATC Bandara Soekarno-Hatta
memanggil pesawat karena tidak terlihat dari monitor radar dan pukul 14.55 WIB
ATC melaporkan kejadian hilang target pada Air Traffic Service (ATS)
Coordinator Atang Sanjaya.
Pukul 15.35 WIB pesawat ditetapkan dalam
kondisi uncertainty phase yaitu keadaan tidak pasti dan pukul 16.05
WIB ATC menghubungi Badan SAR.
Pukul 16.55 WIB pesawat ditetapkan kondisi alerting
phase dan pukul 18.22 kondisidistress phase mengingat bahan bakar
pesawat diperkirakan sudah habis.
dan inilah peta-peta hasil penelitian dari BAKOSURTANAL :
posisi 3 Dimensi
posisi detail
posisi global
pekiraan lokasi jatuhnya pesawat sukhoi Jet100
SUMBER : BAKOSURTANAL dan ANTARANEWS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar